LAPORAN PRAKTEK 1 TANGGAL 10 SEPTEMBER 2012
oleh : Birul Walidaini
Ms.Akses
tampilan awal Ms.Akses
geetting started with microsoft office access terdpat menu assett,contact,issues,event,marketing project,project,sales pipeline.,tasks,faculty student
klik bew blank data base - klik database pada file name tulis atau ketik nama 3ap1 (tanpa spasi)
dibawah colomn terdapat tempat menyimpan database,kita bisa memilih dimana tempat menyimpan di data E atau pun di data D .
kemudian klik table design , pada table design terdapat menu - menu sbb :
* field name : kolom database
* data type : untuk mengatur type data
* description : menerangakn field name
a.text : tulisan
b.number : angka
c.date & time : tanggal dan waktu
d.currency : mata uang
e.attachment : menyisipkan gambar atau file lain
f.auto number : memberi nomor secara otomatis
g.yes/no : ya/tidak
h.lookup wizardtugas dari shine attack
Total Pengunjung
Jumat, 21 September 2012
LAPORAN PRAKTEK 1 TANGGAL 10 SEPTEMBER
Ms.Akses
tampilan awal Ms.Akses
getting started with microsoft office access terdapat menu assett,contact,issues,event,marketing project,project,sales pipeline,tasks,faculty,student.
klik new blank database - klik database pada file name tulis / ketik nama 3ap1 (tanpa spasi)
dibawah colomn terdapat tempat menyimpan database . Kita dapat meilih dimana tempat untuk kita menyimpan di data E atau di data D - kemudian klik create setelah file namenya diisi.tugas dari shine attack
kemudian klik table design , pada table design terdiri dari
a.field name : klom database
b.data type : untuk mengatur type data
c.description : menerangkan field name
* field name : kolom database
* text : tulisan
* number : untuk angka
* date & time : tanggal dan waktu
* currency : mata uang
* attachment : menyisipkan gambar / file lain yang ingin dimasukkan
* auto number : penomoran secara otomatis
* yes/no : ya/tidak
* lookup wizard
Ms.Akses
tampilan awal Ms.Akses
getting started with microsoft office access terdapat menu assett,contact,issues,event,marketing project,project,sales pipeline,tasks,faculty,student.
klik new blank database - klik database pada file name tulis / ketik nama 3ap1 (tanpa spasi)
dibawah colomn terdapat tempat menyimpan database . Kita dapat meilih dimana tempat untuk kita menyimpan di data E atau di data D - kemudian klik create setelah file namenya diisi.tugas dari shine attack
kemudian klik table design , pada table design terdiri dari
a.field name : klom database
b.data type : untuk mengatur type data
c.description : menerangkan field name
* field name : kolom database
* text : tulisan
* number : untuk angka
* date & time : tanggal dan waktu
* currency : mata uang
* attachment : menyisipkan gambar / file lain yang ingin dimasukkan
* auto number : penomoran secara otomatis
* yes/no : ya/tidak
* lookup wizard
Kamis, 06 September 2012
Penggunaan
Microsoft Access digunakan kebanyakan oleh bisnis-bisnis kecil dan menengah, di dalam sebuah organisasi yang kecil bahkan mungkin juga digunakan oleh perusahaan yang cukup besar, dan juga para programmer untuk membuat sebuah sistem buatan sendiri untuk menangani pembuatan dan manipulasi data. Access juga dapat digunakan sebagai sebuah basis data untuk aplikasi Web dasar yang disimpan di dalam server yang menjalankan Microsoft Internet Information Services (IIS) dan menggunakan Microsoft Active Server Pages (ASP). Meskipun demikian, penggunaan Access kurang disarankan, mengingat telah ada Microsoft SQL Server yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi.Beberapa pengembang aplikasi profesional menggunakan Microsoft Access untuk mengembangkan aplikasi secara cepat (digunakan sebagai Rapid Application Development/RAD tool), khususnya untuk pembuatan purwarupa untuk sebuah program yang lebih besar dan aplikasi yang berdiri sendiri untuk para salesman.
Microsoft Access kurang begitu bagus jika diakses melalui jaringan sehingga aplikasi-aplikasi yang digunakan oleh banyak pengguna cenderung menggunakan solusi sistem manajemen basis data yang bersifat klien/server. Meskipun demikian, tampilan muka Access (form, report, query, dan kode Visual Basic) yang dimilikinya dapat digunakan untuk menangani basis data yang sebenarnya diproses oleh sistem manajemen basis data lainnya, seperti halnya Microsoft Jet Database Engine (yang secara default digunakan oleh Microsoft Access), Microsoft SQL Server, Oracle Database, dan beberapa produk lainnya yang mendukung ODBC.
Sejarah
Microsoft merilis Microsoft Access 1.0 pada bulan November 1992 dan dilanjutkan dengan merilis versi 2.0 pada tahun 1993. Microsoft menentukan spesifikasi minimum untuk menjalankan Microsoft Access 2.0 adalah sebuah komputer dengan sistem operasi Microsoft Windows 3.0, RAM berkapasitas 4 megabyte (6 megabyte lebih disarankan) dan ruangan kosong hard disk yang dibutuhkan 8 megabyte (14 megabyte lebih disarankan). Versi 2.0 dari Microsoft Access ini datang dengan tujuh buah disket floppy 3½ inci berukuran 1.44 megabyte. Perangkat lunak tersebut bekerja dengan sangat baik pada sebuah basis data dengan banyak record tapi terdapat beberapa kasus di mana data mengalami kerusakan. Sebagai contoh, pada ukuran basis data melebihi 700 megabyte sering mengalami masalah seperti ini (pada saat itu, memang hard disk yang beredar masih berada di bawah 700 megabyte).
Jumat, 20 Juli 2012
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yg disebabkan oleh alam atau manusia yg mengakibatkan timbulnya korban & penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana prasarana umum, gangguan terhadap tata kehidupan & penghidupan masyarakat serta pembangunan nasional, sehingga untuk pemulihannya memerlukan bantuan dari luar.
Pengetahuan untuk pengelolaan bencana sangat penting untuk mengantisipasi penyakit menular saat dan pasca bencana. Bila usaha tidak segera dilakukan maka akan terjadi hal yang lebih buruk. Yang paling penting adalah melindungi pengadaan air bersih, suplai makanan serta menyediakan sanitasi lingkungan yang baik, serta memonitor kondisi masyarakat secara cepat.
Selasa, 20 Maret 2012
seputar justin bieber
Gawat! Justin Bieber Berdarah dan Babak Belur!
Justin Bieber
Foto : ist
Ghiboo.com - Apa yang terjadi bilan wajah mulus nan tampan Justin Bieber, kini penuh luka memar dan berdarah, akibat dipukuli pria-pria berbadan besar? Ada masalah apa Justin sampai wajahnya penuh luka, bahkan sampai terkapar di ring tinju?
Foto yang menampilkan wajah Justin Bieber babak belur penuh darah, bahkan terkapar di arena ring tinju telah beredar di media.
Dari beberapa foto yang tersebar, terlihat Justin tengah sekuat tenaga melawan dua pria berbadan besar. Meskipun Justin terlihat lelah dan kesakitan, namun kekasih Selena Gomez ini terus melawan dengan perkasa, tanpa kenal menyerah.
Namun, Beliebers (fans Justin Bieber) tidak perlu takut dan khawatir. Karena, ternyata wajah 'bonyok' Justin hanya akting saja. Foto dramatis tersebut diambil seorang fotografer handal, Tony Kelly asal Dublin untuk kebutuhan cover majalah Complex, khusus edisi ulang tahun majalah Complex yang ke-10 tahun.
Pada beberapa bagian foto lainnya, penyanyi yang melejit lewat lagu 'Baby' tersebut terlihat dipukuli dengan sangat keras pada bagian rahang. Sehingga, darah pun mengucur deras dari mulutnya.
Justin tampak kelihatan gagah berani, dengan memasang wajah tidak gentar dan tatapan menantang lawan. Foto ini ingin mengungkapkan sisi Justin yang tidak mudah menyerah dan sangat pemberani.
Namun bila dikaitkan beladiri tersebut dengan dunia musiknya, Justin mengaku sama sekali tidak berminat membuat musik yang keras, seperti yang dilakukannya dalam foto.
"Saya merasa sudah tanggung jawab saya untuk menjadi besar sesuai kemampuan saya. Bila saya membuat musik yang keras, saya tidak berharap orang untuk menyukai saya. Tapi jika saya mambuat musik yang bagus, tidak ada alasan untuk orang tidak menyukai saya," ucap Justin seperti yang dilansir dari heatworld.com
Sabtu, 03 Maret 2012
comunicattion
010
01.21
faCerdas Dari Media Dan Cerdas Bermedia
Saat ini orang-orang yang memiliki kecerdasan majemuk tak terelakkan memiliki akses terhadap media. Mereka membaca buku atau koran, mendengarkan radio, menonton televisi, atau media massa lainnya. Namun, tidak ada jaminan bahwa menjadi cerdas juga memiliki kecerdasan bermedia (media literacy).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa kemudahan bagi siapa pun memelajari ilmu dan pengetahuan dari media massa. Media seperti perpustakaan yang koleksi bacaannya dan visualnya dapat dibawa pulang ke rumah. Tak heran jika kita dapat membangun kecerdasan lewat akses terhadap media. Misalnya, seorang anak yang belum masuk sekolah di Jakarta dapat menguasai bahasa Inggris tanpa diketahui orangtuanya! Selidik punya selidik, sang anak yang istimewa ini sering menonton film Barat di televisi. Ia cerdas berkat televisi.
Menganggap media sebagai sumber informasi yang bermanfaat semata-mata dapat menjerumuskan manusia ke kubangan yang mereduksi kualitas hidup. Tak dapat dimungkiri bahwa banyak produk media tidak sesuai dengan nilai-nilai sosietal yang hendak dibangun, misalnya ajakan kepada gaya hidup hedonis, pornografi dan pornoaksi, agresivitas, bullying, politicking, dan konstruksi lain dengan agenda tersembunyi. Banyak pihak melakukan persuasi kepada khalayak melalui tayangan yang “cantik” di media, tetapi sebetulnya punya niat yang kurang baik. Iklan-iklan yang mengundang decak kagum berserakan, tetapi sebetulnya mengajak kita untuk merokok.
Di sisi lain, menganggap media sebagai hal yang harus disingkirkan juga menghilangkan peluang untuk kita mengasah kecerdasan majemuk (multiple intelligences). Howard Gardner (1999), mengemukakan definisi kecerdasan yakni suatu potensi biopsikologis untuk memproses informasi yang dapat diaktifkan dalam suatu latar kultural untuk memecahkan masalah atau menciptakan produk-produk yang merupakan nilai dalam suatu kultur. Jelaslah bahwa kecerdasan dapat diasah melalui media. Sehingga menafikan media merupakan tindakan yang tidak bijaksana.
Melihat kenyataan bahwa media memiliki dua sisi yang berlawanan itu mencuatkan masalah, bagaimanakah kita menyikapi dan menyiasati realitas media agar kita mampu mengoptimalkan peran media dalam menumbuh-kembangkan kecerdasan kita?
Kecerdasan bermedia
Ketersediaan media yang ada di mana-mana (omnipresent), kuasa media yang berpotensi mengubah sikap, kepercayaan nilai-nilai, dan perilaku-perilaku (omnipotent) berkombinasi dengan kecenderungan masyarakat mengonsumsi bermacam-macam media (omnivorous) menumbuhkan budaya media di dalam masyarakat. Sehingga, interaksi masyarakat dan media tak terelakkan lagi. Sekalipun individu berusaha menolak dan menghindarkan diri dari media, ia tetap tak luput dari bidikan media. Karena, orang-orang kepada siapa ia berinteraksi juga mengonsumsi media. Dengan demikian, kecerdasan bermedia menjadi keniscayaan bagi setiap individu. Kecerdasan bermedia (media literacy) adalah suatu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan komunikasi dalam berbagai bentuk melalui media.
Dengan kecerdasan bermedia, individu mampu mengelola pesan di media demi membekali diri menghadapi kenyataan hidup sehari-hari. Pada dasarnya kita menghadapi dua realitas dalam hidup kita, yakni realitas dalam dunia nyata dan realitas di media (Potter, Media Literacy, 2001). Dunia nyata adalah tempat di mana kita melakukan kontak langsung dengan orang-orang lain, lokasi, dan peristiwa. Sebagian besar dari kita merasa bahwa dunia nyata ini amat terbatas, sehingga kita tidak dapat mengambil semua pengalaman dan informasi. Dalam rangka memperoleh pengalaman-pengalaman dan informasi tersebut, kita melakukan penjelajahan melalui dunia media.
Di situlah letak permasalahannya. Realitas di media, karena tidak alami, amat rentan terhadap distorsi. Karena pesan-pesan di media dikonstruksi, pesan-pesan itu merupakan representasi dari realitas yang diboncengi nilai-nilai dan sudut pandang, dan masing-masing bentuk media menggunakan seperangkat aturan yang unik untuk mengonstruksi pesan-pesan. Jadi, seseorang harus memiliki suatu kecakapan dalam berhadapan dan mengonsumsi media.
Ironisnya, justru media massa tak pernah memberikan pendidikan media literacy secara langsung. Sebab, khalayak yang cerdas menagih kualitas manajemen media dan pengonstruksian pesan yang pada gilirannya meniscayakan institusi media merogoh kocek lebih dalam. Bila biaya melansir media menjadi mahal, profit akan menjadi menipis. Tetapi kondisi ini bukan satu-satunya implikasi. Kesiapan sumberdaya merupakan pokok masalah bagi institusi media yang baru tumbuh di Indonesia. Dengan begitu, untuk mempersiapkan masyarakat menghadapi era informasi dan pergaulan antarbangsa diperlukan rekayasa sosial yang bertujuan membentuk masyarakat yang well-informed tanpa harus menjadi buta media.*
Langganan:
Postingan (Atom)